Pendulum Yang Menembus Limit


Newtons-Pendulum1

Banyak yang bilang; dan ini bukan satu dua orang; katanya kehidupan keseharian kita telah berpola?, dirancang oleh sebuah konstruksi atau sistem besar yang secara tidak disadari akan selalu menjadikan kita ter pola, bahkan untuk satu pemberontakan akan keseharian sekali pun. Dari mulai bangun tidur; mandi; beribadah; ngopi; berangkat kerja; beraktifitas; pulang kerja; bercengkerama dengan keluarga; nonton tv; ngantuk dus tidur lagi pun merupakan kegiatan repetisi yang berulang. kalaulah kita bedah satu persatu; seperti menuntut ilmu dan penerapan disiplin ilmu itu sendiri untuk keseharian dan kerja, baik untuk di kantor atau menetapkan menjadi seniman, atau bahkan tetap memilih bekerja serabutan dan tidak ter jadwal tetap saja hal hal ini membuat kurang sadarnya kita akan pola keseharian yang sebenarnya sangat membosankan!

Satu pertanyaan usil lagi, apakah menuntut ilmu yang sempurna dan setinggi tingginya (secara akademis!) akan membuat kita menerapkan disiplin ilmu itu untuk metode keseharian dan kinerja kita atau hanya penambah gengsi dan status? (terutama untuk honor kerja dan jerih payah, terus apakah timbal baliknya untuk keberadaan kita, pujian, applause!, kenaikan honor, pangkat dan jabatan, gelar kehormatan, pengakuan publik, ataukah bentuk sosialisasi lain ???, dan kemudian kita pun menikmati nya ditambah lagi dengan jadwal keseharian yang terpola dan ter struktur atau tidaknya dan kemudian ter kolaborasi dengan mimpi, imajinasi, khayalan; serta harapan dan hasrat yang mungkin sudah ditawarkan dengan sempurna langsung ke ruang tidur kita, ruang bobok kita; adakah berapa dalam yang telah kita teguk dan rasakan?

Pola-pola baru yang tercipta dari penikmatan kebosanan dan kejenuhan ini akhirnya menciptakan suatu bentuk kolaborasi yang tetap serta menimbulkan pertanyaan dan pernyataan baru untuk dibicarakan dan disepakati. Karena perubahan yang terjadi oleh suatu kondisi dan lingkungan yang selalu menyertai dan mengelilingi pola kebiasaan harian yang sudah terbentuk dengan baik secara normal-abnormal, akan membentuk kebiasaan baru yang ter kondisi sekaligus menambah bentuk kebosanan lain yang pada akhirnya akan dinikmati dan ter alami secara tidak sadar, and PAUSE!…(alarm warning warna merah)

klik klok klik klok klik klok klik kok…mirip dentingan jarum jam….menunggu eksekusi. lantas’ siapakah yang menemani tubuh kita; yang membelai raga kita dalam menjalani kehidupan ini? Apakah seperti bisikan dari Sidmund Freuds; rengkuhan istri dan keluarga yang ter sayang dan terkasih?; ataukah imajinasi atau khayalan dengan segala pemabukannya? Mimpi serta fantasi dan eksplorasi sensual akan efek stimulan lawan jenis-sejenis? honor dan pekerjaannya? gengsi akan popularitas? Ketakutan akan sosialisasi dan bentuk kolaborasi individu hidup lain? Status kah? adalah sesuatu yang menembus batas; yang menusuk jauh ke dalam relung relung kepribadian kita. Yang selalu hadir dengan setia; ada serta mengada; di sekeliling kita pada saat HI and LOW-nya.

Adalah TUHAN dan dzat-Nya, Allah yang maha Esa yang menjadi acuan serta referensi yang kita rengkuh dari bunga rampai perjalanan hidup kita. Dialah jawaban dari segala pertanyaan tentang kebosanan serta kejenuhan duniawi. Senantiasa berkencan dan beribadah karena Nya; mengagungkan Asma Nya’ serta mengamalkan segala amal kebajikan dan kebaikan terhadap sesama dengan penuh kedamaian. kebosanan serta kejenuhan adalah perjalanan; maka jadikan kesabaran; keikhlasan; kelapangan hati dan ketabahan sebagai kendaraannya. Pada akhirnya; tanpa kelapangan hati; tanpa keikhlasan; tanpa kejujuran; tanpa kerendahan serta tanpa keimanan terhadap Nya; DIA lah yang maha Kuasa; tetap saja bentuk kehidupan dan lingkungan yang menyertainya akan selalu membosankan dan mungkin perjalanan ke arah kematian pun semakin menjemukan.

Leave a comment