Ketika Bu Guru Fatimah Kecepit Cawet di Pemalang


Fatimah adalah seorang guru yang mengajar di MTSN Jombang. Doski adalah alumni SMA 1 Pemalang angkatan 91 yang berdomisili di Pasar Tangglog Kebondalem. Selepas SMA, Timeh, panggilan akrab Fatimah melanjutkan kuliah di IKIP Jember sebelum akhirnya terdampar mengajar di Jombang.

Fatimeh adalah Timeh; seorang guru yang berpembawaan riang dan sahaja. Berbeda dengan lirik lagu “Fatimah” yang dinyanyikan oleh Doel Sumbang, Fatimah yang ini tak pandai berjaipong dan pingpong. Bu Guru yang  mengidolakan artis komedi Pong Harjatmo dan sangat menggemari tahu pong Tegal ini sebenarnya menyimpan energi kreatif yang sayangnya; kurang ter assesment dengan baik di lingkungannya he he he

Dan…bukanlah sebuah kebetulan, ketika liburan sekolah di bulan desember 2017 kemarin, Bu Guru Fatimah mempunyai kaul. Sebuah kaul yang “out of the book” siap dia publish. Merajut narasi dalam sebuah perjalanan pulang kampung dari Jombang ke Pemalang. Fatimah butuh sebuah “hentakan” sebagai shock teraphy atas kehidupannya yang membosankan. Bu Guru butuh mengisi ulang “charge” batery motivasinya sebelum naik ke tanjakan pengajawan murid murid de sekolahnya. Untuk itu dia merancang sebuah perjalanan aneh:

” Aku ingin membuat storyline; sebuah kisah yang akan kukenang seumur hidupku. Aku ingin merasakan sensasi Kecepit Cawet. Ya ingin merasakan sendiri di usiaku yang tidak muda ini “; teriaknya.

Ooooops jangan salah paham dulu pemirsah. Kecepit dan Cawet adalah nama sebuah Desa di Pemalang. Desa Cawet masuk Kecamatan Watukumpul sementara Desa Kecepit masuk Kecamatan Moga. Letaknya sekitar 40 Km perjalanan ke arah selatan menuju Gunung Slamet.

Sensasi Kecepit Cawet

26815227_1652581994763902_7450197714544504201_n

Pemandangan di kedua desa tersebut cukup mengagumkan. Desa Cawet merupakan desa yang indah dengan hawa yang sejuk. Dari teras rumah tampak pegunungan hijau. Kabut menutupi badan gunung dan menyisakan puncaknya. Tertampak seperti pulau yang mengapung di atas awan.

blog-kalimas-randudongkal-noval_opank

Semuanya sangat hijau dan masih asri. Dari jalan, kita bisa melihat sungai yang mengalir indah di lembah. Salah satu dusun bahkan terletak di dalam hutan. Dusun yang satu itu memang unik. Untuk mencapainya kita harus memasuki jalan kecil masuk ke hutan. Jalan itu sangat curam. Saking curamnya, salah satu teman Timeh sampai nyetir motor sambil nangis-nangis. Pulangnya tentu saja harus menanjak naik. Motor yang timeh tumpangi bahkan berhenti di tengah tanjakan, dan sempat mundur lagi karena tidak kuat. Beruntung doski yang kaget refleks turun dari motor, lalu  menahannya agar tidak mundur ke bawah.

Begitu juga dengan pemandangan di desa Kecepit Moga. Hamparan sawah dengan pemandangan alam yang masih asri melengkapi lukisan indah lereng Gunung Slamet dari kejauhan. Di Desa Kecepit terdapat mata air yang bening, yang merupakan hulu sungai Comal. Tempat tersebut sekarang dikelola daerah sebagai tempat rafting. Sebuah kegiatan berwisata menelusuri sungai Comal dari Hulunya di desa Kecepit sampai ke hilir di Comal.

Bu Guru Fatimah sudah merasakan Kecepit Cawet. Bagaimana dengan anda? Apakah ingin merasakannya juga?

 

 

2 thoughts on “Ketika Bu Guru Fatimah Kecepit Cawet di Pemalang

Leave a comment