Reuni Untuk Mameng


111111hipwee-pemimpin-kesepian-750x422

Sudah seminggu Mameng puasa makan dan minum. Hatinya kelu, raganya melilit, ya perasaannya meleleh. Mameng menanti penantian panjang menyambut reuni ini. Entahlah, akhir akhir ini dia merasa jantungnya berdetak lebih cepat !

Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya Mameng sampe lokasi reuni. Awanpun meredup dan angin mengalir tersedu, menyambut kedatangan si Mameng di aula sekolah yang sejuk ini.

========

Hampir 30 tahun Mameng tak lagi bersua dengannya. Dulu Mameng memang naksir Ponirah, selebriti SMA 1 Pemalang. Parasnya ayu, body semekel mirip Sally Marcelina. Rambut ikal pelit, pantatnya seksi bak buah pir. Senyumnya memancarkan aura kehangatan. Wajar kalau siswa pria satu sekolah banyak yang sakit typus memikirkannya . Meski sepihak, Mameng memperlakukan perasaannya dengan sakral.

“Aku sangat mencintainya. Kuharap dia cinta pertama dan terakhirku!”, papar Mameng sambil menirukan cengkok vokal Utada Hikaru first love.

Hanya saja Mameng belum punya keberanian untuk mengutarakannya. Cintanya pada Ponirah dia pendam terlalu dalam. Dan diusianya yang hampir 50 tahun, masih membujang!
“Aku bersumpah, akan kupersembahkan keperjakaanku buat Ponirah!”, gumamnya disertai suara petir yang menggelegar.

Dan butuh 30 tahun baginya untuk merangkai kekuatan. Pucuk dicinta, setelah 30 tahum hilang ditelan bumi karena kesibukannya sebagai pengusaha, ada undangan reuni dari SMA nya. Mameng merencanakan ikut reuni untuk mengungkapkan perasaannya.

“Berjuta gunung telah kudaki! Beribu candi tlah kubuat! Tapi satu keinginanku sebelum mati. Mengungkapkan perasaannya ke Ponirah !”

Kini rasa kangen dan keinginan Mameng untuk bertemu mengaduh lagi. Dia bilang sakit karena merindukannya. Mameng juga nestapa karena mengharapkannya. Tapi kita tak tahu, apakah bahagia Mameng masih sama? Apakah ini masuk hitungan biji tasbih kehidupan si Mameng ?

Di tempat reuni, riuh rendah orang orang meluapkan euforia saling bertegur sapa. Tapi tidak dengan Mameng. Dia fokus menunggu 2 jam dengan gelisah! Ponirah, bidadari yang ditunggu selama 30 tahun tak menampakkan raganya.

Tetiba sebuah Pajero Sport berhenti di dekatnya. Seorang pria paruh baya, bergaya new fashion menghampirinya.

“Mameng, apa kabar!”, sapa nya sambil menyodorkan tangan untuk salaman.

Mameng sebenarnya masih aras arasan ngobrol dengan orang yang asing. Tapi dia sadar, karena momennya lagi reuni, diapun berbasa basi balik menyapanya: “Hai, kabarku baik. Maaf ini siapa ya?”, tanya Mameng.

“Aku Poniman!”, kata pria itu.

Keduanya bersitatap sekian detik. Tersenyum sedih. Tetapi sebenarnya kita tahu itu bukan yang sebenarnya. Mata Mameng kehilangan redup. Tak ada kehidupan tandus dan kemarau.

Mameng meleleh…

“Haruskah aku tetap menyatakannya? Haruskah aku mengungkapkan perasaanku yang terpendam 30 tahun. Haruskan aku mengobati lukaku yang dalam dan menganga”. Mameng mematung.

======

Mameng berusaha tegar ketika rembulan menuntunnya kembali pulang ke Jakarta…

Disini cahaya mata Mameng diam suri. Tak ada gemericik api lagi disana. Mata tak pernah salah, meski senyumnya berusaha mengelabui. Tapi bahagia adalah selalu bisa tersenyum. Tak hanya dibibir, melinkan juga tampak dimata. Dan mata Mameng kosong.

Ya, semilir angin di Aula Smansa Pemalang mematuk gumpalan kesedihan Mameng. Dan rupanya hidup punya kejutannya sendiri.

Ponirah, orang yang dulu ditaksir dan dicintainya, sekarang sudah bertransformasi menjadi Poniman.

Rupanya, Ponirah berganti kelamin. Operasi plastik. Ternyata kecantikan ponirah dimasa lalu menyimpan laten jiwa lelaki yang terjebak di tubuh yang elok seorang wanita. Dia meninggalkan sisi femininnya, sekaligus menggantungkan cinta Mameng !

Ya, ….hidup terkadang menyakitkan dan tidak adil Meng !

1 thought on “Reuni Untuk Mameng

Leave a comment