Mantra Duk Duk Gleng; Dolanan Ala Pemalang


Hidup memelukan keberanian untuk mengambil resiko. Seorang Vivian Green pernah bilang: Hidup bukanlah kisah tentang menunggu badai yang akan berlalu. Tapi, hidup adalah  untuk belajar menari di tengah derasnya Hujan.

 

Masih inget Dolanan tradisional Duk Duk Gleng di Pemalang? Dolanan ini biasanya dilakukan oleh 3 atau 4 anak yang dilakukan diatas Pasir. Teknisnya adalah pasir dibuat gunung gunungan, nah diatas gunung itu kemudian ditancapkan semacam bendera kecil yang dibuat dari lidi (biting bhs jawa). Anak anak yang melingkari gunungan pasir dengan bendera dipuncaknya, kemudian melakukan ritual pembacaan mantra: sambil mengais ngais pasir dengan telunjuk. Masing masing pemain harus sportif mengais sambil menyanyi bareng mengikuti irama mantra. DUK DUK GLENG TAINE CELENG….DUK DUK GLENG TAINE CELENG……DUK DUK GLENG TAINE CELENG…sambil bergoyang layaknya Cesar dalam YKS

Image

Kaisan dan hentakan kecil pada  pasir secara repetitif dan berirama akan menjadikan gunungan menjadi longsor. Nah bendera biting di puncak  akan ikut jatuh dan mengarah ke salah satu peserta. Saat itulah permainan berakhir, siapa yang kejatuhan bendera, dialah yang kalah. Kemudian peserta yang kalah biasanya dihukum gendong, nyanyi atau yang lain tergantung kesepakatan.

Ada pelajaran dibalik permainan Dolanan asli Pemalangan, Duk Duk Gleng Taine Celeng. Permainan ini melatih keberanian pada si anak untuk mengambil resiko keberanian dan juga sportifitas selain strategi pengambilan keputusan. Logikanya jika  kita bermain mengais pasir mengikuti irama mantra niscaya akan selamat, beda jika kaisannya sporadis, kecenderungan bendera akan jatuh ke tempat kita.. Itu aturannya. Karena secara teknis gunungan pasir lebih stabil dan tingkat longsornya lebih kecil.

Sayang sekali di era sekarang agaknya Dolanan Duk Duk Gleng Taine Celeng g sudah mendekati punah di  bumi Pemalang.

Leave a comment