Ah, masa lalu itu tidak hitam putih. Bahagia dan sedih silih berganti. Pahit manis semuanya kita rasakan di masa lalu. Dulu pada waktu saya menjalaninya, rasa sedih itu begitu terasa. Kini ketika saya memaknainya, rasa sedih itu banyak gunanya dalam kehidupan setelahnya. Pelan-pelan pada akhirnya kita akan memaafkan hal-hal sedih dan pahit di masa lalu karena ketakziman pada hidup yang kita hadapi kini pada akhirnya adalah fragmen terpenting dalam diri.
Lagu “teach me how a dream” yang dinyanyikan oleh Robbin Mc Aulie adalah salah satu dari banyak lagu yang membantu saya melewati masa “muda”, masa SMA. Pengalaman mendengarkan lagunya McAulie menjadi pengalaman magis bagi saya. Waktu itu saya tidak memahami banyak isi lagu ini tetapi yang saya paham, lagu ini membantu melewati masa-masa galau untuk terbang menggapai mimpi. Masa-masa banyak keinginan sebagai remaja rasanya sulit terpenuhi karena terbatasnya sumber dana yang dimiliki keluarga. Masa-masa yang mungkin pada awalnya dikenang dengan sedih, pada akhirnya dikenang dengan rasa syukur pula.
Kau tahu mengapa lagu ini sangat menginspirasi? mimpi itu tak perlu teknis, mimpi itu sederhana saja, fokus pada orang lain, dan mimpi selalu tentang dua orang, bukan tiga, empat atau jamak orang.
Ketika yang diributkan bukan cara merebut informasi di dalam mimpi orang lain, mimpi berbicara untuk dirinya sendiri. Dan hal yang terpenting, kau sungguh mengajarkan aku bahwa mimpi dan realitas itu tipis bedanya, atau dalam beberapa aspeknya ternyata sama.
I only see things black and white
Never shades of gray
My eye don’t work that way, no
I can’t imagine fantasies
They never cross my mind
Could be why I’m lonely time to time
………
Saya masih terus menyanyikan lagu ini sambil mengenang masa-masa SMA, berjibaku dengan realitas dan konsepsi ideal atas hidup. Pada akhirnya saya bersyukur karena saya memiliki teman-teman sekolah yang hebat, karena saya telah memiliki banyak kenangan pahit-manis atas hidup.
ngromedpemalang.wordpress.com 