Glokalisasi Ala Kamir Pemalang


kamir pemalang gerobak kamir5

Cess Hamelink menyebutnya dengan GLOKALISASI, pengglobalan unsur lokal sebagai paradoks dari globalisasi. Kue kamir sebagai unsur lokal kuliner Pemalang coba diglobalkan, dikawin paksakan dengan kue dorayaki Jepang alhasil keturunan blasteran Kamir Dorayaki…

Adi, penjual kamir di Jakarta (penganan asli kota pemalang) lumayan cerdas. Dia tidak mencangkok mentah mentah memindahkan rasa “kamir“ original pemalang ke Ibukota. Dia sangat kreatif menggunakan konsep hibrid untuk mencoba masuk ke segmen middle class, B dan C kalo segment marketing, dengan mengawinkan Kamir dan Dorayaki (penganan khas Jepang). Tak berhenti di sini, dia mencoba melakukan pengkayaan produk dengan menambahkan varian, kamir rasa durian, coklat, keju, jeruk dll. Kamir hibrid ini berasa lebih empuk dengan variant rasa.

Saya sempet berdiskusi dengan Adi, kenapa masih mempertahankan brand KAMIR yg segmentnya sangat sempit? Orang Jakarta mana ada yg tau kamir? Salut pada Adi yang mempunyai kreativitas untuk berani mendompleng kemapanan Dorayaki yg lebih akrab di telinga anak muda ibukota. Kamir ~ Dorayaki. Seinovatif produk apapun jika brand nya gak nendang, akan kesulitan diterima pasar. Glokalisasi, pengglobalan unsur lokal menghasilkan kultur hibrid, agar bisa diterima pasar. Oke Adi, salut berani berinovasi semoga sukses.

Apakah Kamir rasa Dorayaki bisa diterima di Ibukota?  kita tunggu saja kelanjutan ceritera Adi.

Leave a comment