Pemalang Dan Permainan Kodok Berud


kodok

Oleh *Noersomadi, alumni Smansa Pemalang dan ITB, bekerja di LAPAN, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

Permainan petak umpet memiliki beberapa model. Menurut Basa Pemalang, permainan petak umpet disebut “rok-rokan”. Saya sendiri tidak tahu, kenapa disebut “rok-rokan”. Padahal makna “rok” itu sendiri dalam Basa Pemalang adalah pakaian wanita, yang diambil dari kata “androk”. Hehe..
Kembali ke petak umpet. Salah satu model permainan ini adalah “Kodok Berud”. Lagi-lagi, saya tidak tahu asal-usul nama permainan petak umpet ini dari mana? yang jelas, nama “Kodok Berud” berasal dari nyanyian yang dilantunkan untuk menentukan “sing dedi” (yang jadi). Maksud “sing dedi” adalah yang jadi penjaga pos, bertugas mencari teman yang sembunyi, dan jangan sampai pos dicapai oleh yang sembunyi agar permainan bisa diulang sehingga dia punya peluang untuk bermain (ngumpet).

Apa itu petak umpet “Kodok Berud” ?

Pada dasarnya sama dengan permainan petak umpet yang lain. Semakin banyak yang mengikuti, semakin ramai permainannya. Peserta memegang batu yang gepeng atau biasanya menggunakan pecahan genteng karena bentuknya pipih dan mudah disusun. Salah satu ada yang memegang batu besar yang bisa dijadikan pondasi untuk penyusunan pecahan genteng. Nah, batu besar inilah yang disebut “Kodok Berud”. Penentuan “sing dedi” dilakukan dengan cara melantunkan lagu “Kodok Berud”.

Cara bermain:
1. Setiap peserta berjongkok membentuk suatu lingkaran yang berada di tengah mereka.
2. Lingkaran dibagi menjadi beberapa juring sebanyak jumlah peserta yang ikut.
3. Masing-masing memegang batu/pecahan genteng, termasuk salah satu yang memegang batu besar.
4. Bersama-sama mulai memindahkan batu yang dipegang ke teman sebelahnya, sambil menyanyikan lagu “Kodok Berud”. Artinya, peserta memindahkan batu ke teman sebelah kirinya, disisi lain ia menerima batu dari teman sebelah kananya.
5. Proses memindahkan batu searah jarum jam dengan bersama-sama ini adalah untuk mengundi siapa yang akan mendapat “Kodok Berud” atau yang disebut “sing dedi”.

Berikut lirik lagunya:

trik-gotrak-gatrik nagasari
riwa-riwi ndeleng manten
mantene
manten kodok
kodoke
kodok berud

6. Setiap langkah pemindahan mengikuti setiap suku kata dalam lirik lagu.
artinya: mulai “trik” batu bergeser, “go” bergeser lagi, “trak” bergeser lagi, dan seterusnya.
7. Peserta “sing dedi” adalah dia yang menerima batu besar pada saat pelantunan suku kata terakhir “rud” (dari kata ko-dok-be-rud).
8. Peserta lain segera bersembunyi selama “sing dedi” menyusun pecahan genteng di atas “Kodok Berud”.
9. Permainan diulang jika semua yang bersembunyi sudah ketahuan. Akan tetapi, peserta yang sudah ketahuan dari tempat persembunyiannya bisa bermain kembali (ngumpet lagi) bila ada salah satu yang membongkar susunan pecahan genteng tersebut tanpa diketahui oleh “sing dedi”. Dalam hal ini “sing dedi” pun kembali menyusun pecahan genteng.
10. Saat “sing dedi” memergoki peserta yang bersembunyi dia harus melangkahi susunan pecahan genteng. Jika tidak dilakukan, peserta yang ketahuan dapat berlari guna membongkar susunan genteng.

Berikut terjemahan nyanyian lagu “Kodok Berud” yang sudah asing di telinga kita:

trik gotrak gatrik nagasari
mondar-mandir lihat pengantin
pengantinya
pengantin katak
kataknya
Katak Berud

“trik-gotrak-gatrik” seakan menunjukkan lantunan batu/pecahan genteng yang digerakkan.
“nagasari” adalah nama kue yang terbuat dari tepung.
tampak setiap kata tidak memiliki makna yang bersambung, akan tetapi maksud lirik lagu ini adalah mengambil suku kata atau kata terakhir tiap barisnya untuk mengucapkan baris berikutnya.

“nagasaRI” –> “RIwa-riwi”
“manten” –> “manten kodok”
“kodok” –> “kodok berud”

Leave a comment