Pemalang Jadul: Kulitnya Kota, Jiwanya Japar


ayam

 

Ada pelajaran manajemen sederhana bagi anda yang mau buka usaha.

Ini cerita Flashback, saat saat kuliah di Bandung. Biasanya tiap bulan pulang ke Pemalang naik bis dari Cicaheum. Sekitar tahun 1996 di alun alun Pemalang berdiri waralaba California Fried Chieckend (CFC), sebuah junkfood; import dari Negeri Paman Sam. Secara filosofi; fast food merupakan layanan yang dihadirkan serba instan, disajikan cepat dan serta efisien. Dihadirkan sebagai anti tesis pelayanan makanan konvensional; Mengadopsi pelayanan masakan para pekerja Pabrik, yang mengantri ketika mengambil jatah makanan; dengan pola seragam; standar makanan; cepat saji; ringkas dan efisien. dalam konsep fast food; pelanggangpun dianggap sama; harus mengantri panjang untuk memesan makanan dan membayar di muka.

Ada pelajaran menarik dari gagalnya sebuah konsep waralaba CFC di Pemalang yang bertahan cuma setahun.

Awal dibukanya fast food di alun alun; masyarakat (kelas menengah) Pemalang, berbondong mengunjungi CFC untuk mencoba mencicipi makanan impor tersebut. Yang jadi masalah,  secara kultur mereka belum siap menerima penetrasi budaya tersebut; Ada gap….pengalaman yang sudah2 mereka terbiasa makan di wateg, langsung duduk, ambil menu, makan dan mbayar. Atau kali lain makan di rumah makan konvensional, menunggu dengan harapan akan diservis dan dilayani bak raja.

Nah rupanya para mahmud masa itu pengen juga gaul nyicipin fastfoodnya. Mereka duduk manis dipojok sambil main pager an (belum ada HP saat itu). Dan gak pernah dilayani. Apa nyana; akhirnya mereka menunggu dan kecewa; tidak dicuekin oleh kru layaknya di restoran konvensional. Merekapun pulang, dan berbuntut sebuah surat pembaca yang dilayangkan ke rubrik harian Surat Kabar Suara Merdeka yang menengarai pelayanan di CFC kurang profesional.

Cess Hameling adalah tokoh yang mengenalkan istilah Gagap Budaya; atau Gegar Budaya. Ia yang menelurkan teori Sinkronisasi Budaya (sincronism of culture); suatu era di masa globalisasi dimana budaya global di import secara linier dan masif searah dari negara maju/barat ke negara berkembang. Jargon yang terkenal dari sinkronisasi budaya adalah masuknya budaya 2MC; MTV; Mc Donald; dan Coca Cola ke negara berkembang.

Penetrasi budaya asing/barat masuk secara masih lewat media televisi tanpa filter; yang pada akhirnya menimbulkan GAGAP BUDAYA atau gegar budaya pada negara si penerima budaya.

Maksudnya pengen nggaya eh jiwanya masih klepon dasar Waaaanyaaad

Kulitnya Kota, Jiwanya Ndeso….

Leave a comment